KENAKALAN REMAJA
MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
Untuk memenuhi tugas terstruktur
Mata Kuliah: Bahasa
Indonesia
Dosen Pengampu: Indrya Mulyaningsih, M.Pd
NIP : 19760902 2011012009
Disusun Oleh Kelompok 4 :
1.
Anikah
2.
Bustomi
3.
Ima Nurnaimah
4.
Intan Triana chintiyatmi
5.
Khaerul Anam
6.
Nunung Nurhasanah
7.
Sulthon Irofi’
8.
Taniah
9.
Zakiyatun Nisa
PAI C / Tarbiyah / Semester 1
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEKH NURJATI CIREBON
2012
PENDAHULUAN
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدَّيْنُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُوْنَ
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama (Allah), (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan atas fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. (QS ar-Rum : 30).
Nakal
adalah gejolak jiwa dalam diri manusia tatkala manusia mempunyai keinginan
besar untuk mencapai sesuatu sesuai kemauan, perasaan, dan, pemikiran hingga terciptanya karakter yang bernilai
relatif akan sifatnya. Karakter atau tingkah laku seperti sedih, senang, marah,
gelisah, dan, berkeluh kesah manusia tak
bersumber pada suatu faktor penyebab yang tunggal, tetapi terdiri atas beberapa
unsur, antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah fungsi cipta
(reason), rasa (emotion), dan karsa (will). Ketiga fungsi jiwa ini harus seimbang agar
tercipta karakter yg mutmain (tenang) atau positif. seimbang atau tidaknya
ketiga fungsi ini,sangat berpengaruh pada pembentukan karakter manusia.
Pada diri manusia terdapat kebutuhan pokok selain kebutuhan jasmani
dan rohani , yakni kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwa agar tak
mengalami tekanan. Melalui agama, kebutuhan-kebutuhan itu dapat disalurkan.
Dengan melaksanakan ajaran agama dengan baik dan benar.
Untuk menghindari dampak negatif dari sifat nakal, seharusnya
manusia sadar diri siapa dirinya, apa tujuan hidupnya, dan untuk apa dia hidup.
Agar sifat nakal yang dimiliki bisa di arahkan kesesuatu yang sangat positif
dan insya allah jika dilakukan dengan dzikir,sabar,dan tawakal akan berdampak
positif. Anehnya kebanyakan manusia tak menyadarinya karna kurangnya
pengetahuan dan keimanan kepada sang pencipta, sehingga manusia tidak
mengetahui seseatu yg mangat mendasar yang melekat pada dirinya atas fitrah
sang pencipta yaitu nikat ruhani, jasmani, dan jiwa.
A.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian remaja?
2.
Apa
faktor yang menyebabkan kenakalan pada
remaja?
3.
Bagaimana
pandangan Islam terhadap kenakalan remaja?
B.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian remaja.
2.
Mengetahui
faktor yang menyebabkan kenakalan pada remaja.
3.
Mengetahui
pandangan Islam terhadap kenakaln remaja.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Remaja dan Kenakalan Remaja
Remaja adalah
tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh
pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, baik
luar dan dalam, akan membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap,
perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.[1] Remaja
juga bisa dikatakan sebagai masa
yang berada di antara kanak-kanak dan
masa dewasa yang matang, yaitu masa dimana individu tampak bukan anak-anak
lagi, tapi ia juga tidak tampak sebagai orang dewasa yang matang, baik pria
maupun wanita.
Sedangkan
kenakalan remaja itu sendiri menurut Kartini Kartono menjelaskan bahwa juvenile
delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakaln anak-anak
muda. juvenile delinquency merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial
pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial
sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Hendaknya remaja
mengetahui bahwa kehidupan ini dalam segala sisi yang telah ditetapkan oleh
hukum Allah, dan dihadapan kita ada sumber mendasar yang dapat kita rujuk
ketika kita berselisih yaitu Al-Qur’an dan sunnah; bahwa persoalan apapun yang
dialami manusia, pertama-tama harus kita kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.[2]
Jiwa remaja
yang berada dalam transisi dari masa anak-anak menuju kedewasaan maka kesadaran
beragama pada masa remaja berada dalam keadaan peralihan, disamping keadaan
jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, daya pemikiran abstrak, logik dan
kritik mulai berkembang. Emosinya semakin berkembang, motivasinya mulai otonom
dan tidak dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa remaja yang
demikian nampak dalam kehidupan agama yang mudah goyah, timbul kebimbangan,
kerisauan dan konflik batin. Remaja mulai menemukan penhalaman dan penghayatan
ke-Tuhanan yang bersifat individual dan sukar digambarkan kepada orang lain.
Kegiatan ibadah
seperti sholat, puasa, dan berdoa kepada yang mulanya hanya meniru tingkah laku
orang tuanya atau karena diperintahkan kepadanya, lambat laun semakin di hayati
dan di laksana kan dengan kesungguhaan. Ia betul-betul mencari keridhaan Allah
dan memohon pertolongan–Nya dalam menghadapi berbagai kesukaran yang timbul
dalam dirinya sendiri atau dari lingkungan. Peningkatan
rasa ke-Tuhanan dalam hubungan
emosional yank di perkuat dengan ikatan moral akan dapat menumbuhkan penilaian,
bahwa kebaikan tertinggi adalah mengikuti perintah Allah dan meninggalkan
laranganNya. Sedangkan kejahatan terbesar adalahg durhaka kepada Allah dan
mendustai agama. Akhir nyasi anak berusaha menyesuaikan dirinya dengan ajaran
dan kehendak Tuhan .
Hendaknya
remaja dibimbing untuk selalu mengajukan suatu pertanyaan kepada dirinya dalam
semua tindak tanduknya. Sering kita jumpai salah satunya anak-anak remaja
melakukan perbuatan kekerasan seperti penganiayaan dan pembunuhan. Pada
hakikatnya perbuatan tersebut melanggar nilai-nilai yang terpuji, kasih sayang
perlakuan dan penyantunan.[3]
2.
Faktor Penyebab
Kenakalan Remaja
a.
Faktor Internal
b.
Faktor Eksternal
Faktor penyebab kenakalan
remaja sangatlah banyak, diantaranya adalah :
a. Faktor internal meliputi:
1)
Persoalan
Pribadi Remaja
Setiap orang
tidak mampu menghadapi hal-hal yang sulit baginya untuk mengatasinya, seperti
persoalan yang menyangkut dirinya sendiri.
Persoalan-persoalan
pribadi pada permulaan pertumbuhannya rumit
dan ini merupakan bagian dari kepribadian remaja, boleh jadi pengalaman
pertama yang ditemui remaja pada masa kanak-kanaknya merupakan batu-batu
pertama dalam pondasi yang diatasnya dibangun perasaan mahligai kepribadian.
Sisi kelemahan
yang sebenarnya, mempengaruhi pandangan manusia terhadap dirinya sendiri. Maka
persoalan kepribadian bagi remaja yang ditimpa suatu kelemahan atau cacat,
mungkin sebagian besarnya disebabkan oleh sikap anak-anak lain terhadapnya.
Terkadang pada remaja yang bodoh timbul beberapa persoalan kepribadian, karena
masyarakat menuntut kepadanya lebih besar dari pada kemampuannya. Bantuan
terhadap anak-anak yang seperti itu agar dapat merasa serasi dan aman, adalah
pekerjaan yang menantang kesungguhan, karena sangat sedikit yang dapat
diperbuat bagi orang-orang cacat, bahkan barangkali tidak mungkin.[4]
2) Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri
remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
a) Terbentuknya perasaan konsistensi dalam kehidupannya.
b) Tercapainya identitas peran.
3) Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak dapat mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima
dapat terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui
perbedaan dua tingkah laku tersebut, tetapi tidak dapat mengembangkan control
diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.[5]
b. Faktor Eksternal meliputi :
1.
Konflik
antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka.
2.
Konflik
antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan ketergantungan kepada orang
tua.
3.
Konflik
antara kebutuhan seks dan ketentuan agama serta nilai sosial.
4.
Konflik
antara prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia
kecil dulu dengan prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di
lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan sekolah turut berperan
membentuk perilaku remaja.
5.
Lingkungan
sekolah yang dapat memengaruhi perilaku anak, antara lain kondisi sekolah yang
tidak memenuhi persyaratan, guru yang tidak pandai mengelola KBM (kegiatan
belajar mengajar), dan petugas-tugas yang terlalu banyak. Selain itu faktor
lingkungan sekitar meliputi tempat tinggal remaja dan teman bergaul, turut
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.[6]
3. Kenakalan
Remaja Menurut Perspektif Psikologi Islami
A. Pengertian Nakal
Menurut ahli hikmah dan para pakar
kejiwaan, nakal adalah gejolak jiwa dalam diri manusia tatkala manusia
mempunyai keinginan besar untuk mencapai sesuatu yang dilakukan dengan kegoisan
dalam mewujudkan keingingannya sesuai cipta, rasa, dan karsa manusia. Hingga
terciptanya tipologi manusia yang nilanya relatif akan sifatnya. Tingkah laku
seperti sedih, senang, marah, gelisah, berkeluh kesah, dugem, mabuk-mabukkan
itu adalah dampak dari kenakalan yang menemui jalan buntu dalam mewujudkan
keinginannya hingga berujung ungkapan jasmani yg tidak kita sadari bahkan
sampai berujung pada pelampiasan dan penyimpangan sosial. Dampak semua itu tak
bersumber pada suatu faktor penyebab yang tunggal, tetapi terdiri atas beberapa
unsur, antara lain yang dianggap memegang peranan penting adalah fungsi cipta
(reason), rasa (emation), dan karsa (will).
Pada diri manusia terdapat kebutuhan
pokok selain kebutuhan jasmani dan rohani, yakni kebutuhan akan keseimbangan
dalam kehidupan jiwa agar tak mengalami ketidak seimabangan jiwa. Dengan
meningkatkan kecerdasan spiritual emosional dan inteltual melalui agama,
kebutuhan-kebutuhan itu dapat disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama dengan
baik dan benar.
“Fa-aqim wajhaka li-ddiini haniifan fithratal-lahillatii
fatharannaasa 'alaihaa laa tabdiila likhalqillahi dzalikaddiinul qai-yimu
walakinna aktsarannaasi laa ya'lamuun”
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama (Allah), (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan atas fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. _(QS ar-Rum : 30).
4. Kronolgis
Kejiwaan Pada Usia Remaja
Sifat nakal hampir di miliki oleh semua
usia baik pada usia kanak-kanak, remaja, bahkan dalam usia dewasapun masih ada
yang nakal. Pada usia remaja manusia sangat rentan sekali akan terjadinya
dampak negatif dari kenakalan, adanya
rasa keingin tahuan yang tinggi pada usia remaja inilah awal dari
tingkat kenakalan yang tinggi, sangat rentan sekali berdampak negatif pada
tingkah laku remaja yang akan mengarahkan ke penyimpangan perilaku bahkan
sosial.
Sejalan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, remaja juga dihadapkan
pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas
dan kewajiban pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase
perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas
perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil
diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan
penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga
akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada
fase berikutnya.
Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis,
yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia
tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan aliran kontemporer
membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.
Perubahan sosial
seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk berperilaku sebagaimana
yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukan
mereka dalam kategori remaja. Adanya
peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti
pelatihan kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19 hingga
22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan bahwa
pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang
usia tersebut.
Pada
umumnya manusia itu terdapat kebutuhan pokok selain kebutuhan jasmani dan
rohani, yakni kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwa agar tak
mengalami tekanan. Unsur-unsur kebutuhanya anatara lain :
1. Kebutuhan rasa semangat untuk memacu manusia dalam beraktifitas.
Baik dengan motifasi eksternal maupun internal.
2. Kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang yang dalam bentuk
negatifnya dapat dilihat dalam kehidaupan sehari-hari, misalnya: mengeluh,
mengadu, menjilat kepada atasan nya mengambinghitamkan orang lain. jika hal itu
tak terpenuhi akan menimbulakan gejala psikosomomatis, misalnya, hilang nya
nafsu makan, pesimis, keras kepala, kurang tidur, curiga, mengganggu, membela
diri, mengunakan jimat.
3. Kebutuhan akan pengetahuan merupkan kebutuhan yang mendorong
manusia untuk selalu mencari tau sesuatu yang belum ia ketahui. Ketidak tahuan akan menyebabkan rasa
minder, mungkes, pasif, berkeluh kesah dalam menjalankan aktifitas.
Untuk menghindari dampak negatif dari kenakalan
remaja, seharusnya manusia sadar diri siapa dirinya, apa tujuan hidupnya, dan
untuk apa dia hidup. Agar sifat nakal yang dimiliki bisa di arahkan pada
sesuatu yang sangat positif dan insya allah jika dilakukan dengan dzikir,
sabar, dan tawakal, akibatnyapun akan berdampak positif, jiwapun akan tentram walau banyak tugas dan
kewajiban yang harus dikerjakannya. Anehnya kebanyakan manusia tak menyadarinya
karna kurangnya pengetahuan dan keimanan kepada sang pencipta, sehingga manusia
tidak mengetahui seseatu yg sangat mendasar yang melekat pada dirinya atas
fitrah manusia yaitu nikmat ruhani, jasmani, dan, jiwa. Ketiga nikmat ini yakni
ruh, jiwa, dan, raga harus diseimbangkan dengan iman agar tercipta karakter yg
mutmainah.
“Alladziina
aamanuu wa tathma-innu quluubuhum bi dzikrilLaahi alaa bi dzikrilLaahi
tathma-innul quluub”.
"(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat-ingat Allah-lah hati menjadi
tenteram." – (QS.13:28)[7]
PENUTUP
Kesimpulan
1. Nakal adalah ketidak seimbangan antara ketiga unsur dalam jiwa
yang mebuat akal terpana dan perasan cemas karna tidak tercapainya kebutuhan
yang di inginkan jiwa. yang akan berdampak pada perilaku jasmaniah atau sering di
sebut dengan gejala psikosomomatis. Misalnya, hilang nya nafsu makan, pesimis,
keras kepala, pemarah, kurang tidur.
2. Unsur – unsur dalam jiwa yaitu :
a. Kemauan / cipta ( spiritual )
b. Perasaan / rasa ( emosional )
c. Pemikiran / karsa ( intelektual )
3. Kebutuhan pokok dalam kehidupan jiwa ada tiga antara lain :
a.
Kebutuhan rasa semangat.
b.
Kebutuhan rasa aman dan kasih
sayang.
c.
Kebutuhan rasa ingin tahu.
[1] Prof. Dr. Hj. Zakiah Darajat. “Remaja Harapan dan tantangan” hal.8
[2] Prof. Dr. Bandi Delphie, M.A. “Psikologi perkembangan”. hal.170
[3] Drs. H. Abdul Aziz ahyadi. “Psikologi agama”. hal.42-43
[4] H.H.Remmers, Hacket. “Memahami
Persoalan Remaja”. hal.51-53
[5] Prof. Dr. Bandi Delphie, M.A.
“Psikologi perkembangan”. hal.174
[6] Prof. Dr. Hj. Zakiah Darajat. “Remaja
Harapan dan tantangan” hal.60-62
[7] Beck,
rawlins. “psikologi marah”. Hal.15
Situs Daftar Judi Online SBOBET | JOKER ONLINE 다파벳 다파벳 다파벳 다파벳 374Harveys Lake Tahoe Rooms | Topbet
BalasHapus